Minggu, 04 Oktober 2015

Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diketahui memang memiliki kegemaran menikmati kuliner khas Pacitan, kupat tahu. Hal itupun dilakukan pria yang lahir dan besar di Tremas, Arjosari ini saat mengunjungi kampung halamannya di Pacitan, Selasa (10/3/2015) hingga kamis (12/3/2015).
SBY dan keluarga :
menikmati kupat tahu Pacitan
Saat mengagendakan menicicipi kuliner kupat tahu, SBY mengajak masyarakat setempat untuk bersama-sama menikmatinya pada selasa malam, di Pusat kuliner pasar Minulyo.
Kedatangan SBY ke pusat kuliner  Pasar Minulyo kian istimewa dirasakan masyarakat tatkala ada pengumuman melalui pengeras suara bahwa semua makanan yang ada di kios-kios kuliner Pasar Minulyo bisa dinikmati semua warga Pacitan secara gratis.  Ternyata SBY memborong semua menu di setiap kios yang ada di Pasar Minulyo.
Pedagang setempat pun mendapati dagangannya laris diserbu warga yang ikut makan bersama SBY. Tidak sampai satu jam agenda makan bersama, semua lapak sudah kosong.
Sore harinya, tepatnya Rabu (11/3/2015) SBY pun kembali mencicipi tahu kupat Pacitan saat berbincang dalam kopi darat bersama followers instagram Ani Yudhoyono di Alloro Guest House, Jalan K Umar, Baleharjo, Pacitan. “Rasa tahu kupat minulyo top,” kata SBY singkat.
SBY pun menikmati tahu kupat bersama sembilan peserta kopdar followers instagram Ani Yudhoyono. “Saya pesen untuk kuahnya yang megung (banyak-red), kemudian tahunya jangan dipisah,” tandas SBY saat memesan kepada pelayan setempat. (RAPP002) (sumber : pacitanku.com)
Pacitan bukan hanya dikenal karena obyek wisata alamnya. Karena dibalik jargon khas Pacitan sebagai Kota 1001 Goa, boleh dikatakan Pacitan juga menjadi surga bagi pecinta kuliner.  Ini karena banyaknya ragam menu kuliner khas Pacitan yang ditawarkan, salah satunya kalakan.
Kalakan adalah menu khas Pacitan yang menyajikan pesona tersendiri karena berbahan baku ikan Hiu. Nasi kalakan atau sayur kalakan merupakan salah satu menu makanan khas Pacitan yang paling banyak digemari wisatawan lokal maupun luar daerah saat berkunjung ke obyek wisata di Pacitan.
Nasi kalakan memang menjadi ikon lain untuk mendeskripsikan pariwisata di Pacitan. Satu porsi menu kalakan lengkap berikut menu pelengkap, seperti sayur oseng tahu atau tempe, oseng terong, serta urap daun kenikir, potongan kacang panjang dan tauge yang telah direbus. Masih ada satu lagi yang dihidangkan menjadi satu paket dengan kalakan, yakni thiwul, nasi khas Pacitan berbahan baku ketela pohon.
Kalakan dulu hanyalah menu rumahan yang hanya diproduksi di rumah, namun seiring perkembangannya, kualitas rasa kalakan semakin dikenal luas, dan saat ini, banyak warga Pacitan yang memproduksi kalakan ini untuk disajikan di berbagai restoran dan rumah makan di Pacitan. Saat ini untuk mendapatkan menu kalakan sangatlah mudah. Hampir semua rumah makan maupun hotel menyediakan lauk yang diklaim menjadi ikon Kota Wisata tersebut.
Yang membuat kalakan ini menarik untuk dicoba adalah rasa yang berbeda dari makanan sari laut lainnya. Selain bahan utamanya adalah ikan hiu yang dikenal sebagai predator laut, cara penyajian yang dilengkapi sejumlah menu tambahan membuat makanan khas Pacitan yang hanya dapat diperoleh di sekitar kawasan wisata pantai ini banyak dicari oleh pengunjung lokal maupun luar daerah.
Biasanya sayur kalakan ini tidak bisa langsung dimakan, selain belum dibumbui sama sekali, makanan khas daerah Pacitan ini masih bersifat sebagai bahan makanan setengah jadi.
Proses pembuatan kalakan
Kalakan merupakan lauk berbahan baku daging ikan hiu. Untuk membuatnya, gampang-gampang susah. Mula-mula ikan dipotong kecil-kecil seukuran ibu jari. Potongan daging berbentuk persegi panjang tersebut lantas ditusuk dengan lidi dan dicuci. Langkah berikutnya, potongan ikan diasap di atas perapian. Uniknya proses pemanasan harus menggunakan bahan bakar tempurung.
Untuk menghasilkan kalakan dengan tampilan cantik dan cita rasa lezat, pengasapan tidak dapat dilakukan sembarangan. Pembakaran tak boleh lebih dari satu menit. Proses pembakaran pun bebas penggunaan dengan kipas. Kalaupun tumpukan arang memunculkan bara api, harus segera diredam dengan cipratan air.
Cara memasak kalakan pun relatif mudah. Cukup dibumbu santan layaknya sayur biasa. Hanya saja, campuran cabe dalam bumbu harus lebih berani. Makin mantap jika diberi campuran tempe, tahu dan kulit melinjo. Berikutnya, sayur kalakan siap disajikan.
Jika anda berkunjung ke Pacitan pastikan meluangkan waktu menikmati citarasa kalakan. Menu khas pesisir selatan yang selalu menggugah selera dalam setiap suasana. Nasi kalakan ini bisa didapatkan di warung makan yang berada di sekitar Pantai teleng Ria Pacitan. Selamat mencicipi sayur kalakan. Sensasi daging hiu yang gurih. (sumber : pacitanku.com)
Akhir bulan Oktober, upacara adat Tetaken akan menyemarakkan wisata budaya di Pacitan. Namun demikian, untuk tahun ini, konsep baru dengan nuansa lebih segar, kekinian, namun tetap memegang teguh nilai budaya Tetaken akan tersaji. Dengan demikian, ada sedikit perubahan dalam upacara adat tetaken untuk tahun ini, pasalnya, direncanakan akan digelar dalam rangkaian Festival Gunung Limo.
Menurut salah satu panitia penyelenggara, Nur Ichwan, Paguyuban Tetaken Gunung Limo akan menggelar upacara adat Tetaken yang akan dirangkaikan dengan Festival Gunung Limo 2015 pada 27-28 Oktober mendatang di Pelataran Gunung Limo, Mantren, Kebonagung.
“Tahun ini adalah edisi ke 9, namun yang membedakan, tahun ini kami menyebutnya dengan Tetaken Festival Gunung Limo 2015, sehingga diharapkan program tahunan wisata spiritual ini akan jauh lebih meriah dan menarik dari tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya, Senin (28/9/2015).
Menurut Nur, untuk Tetaken Festival Gunung Limo 2015, akan mengangkat tema tradisi budaya Kampung Jawara. Neberapa Program yang akan meramaikannya kurang lebih hampir sama dengan tahun lalu tentunya dengan penambahan beberapa program yang akan menambah seru untuk kita saksikan dan ikuti bersama.
“Beberapa program tersebut diantaranya adalah perjalanan pendakian puncak Gunung Limo, kajian Kasepuhan dan wejangan pinisepuh Gunung Limo, bersih Gunung dan Ruwatan Nagari, festival karya tulis, Sastra, fotografi dan multimedia dengan tema budaya Gunung Limo,” jelas Nur.
Upacara Adat Tetaken Gunung LImo. (Foto: Doc Info Pacitan)
Upacara Adat Tetaken Gunung LImo. (Foto: Doc Info Pacitan)
Selain itu, tambah Nur, juga ada lomba Mewarnai dan Lomba Lukis Tema Gunung Limo (TK, SD, SMP, SMA), pencak Silat Sempok Gunung Limo dan Kompetisi Perebutan Juara sorban tunggul wulung, Ritual TETAKEN (Pertapa Turun Gunung), Pameran Pusaka Gunung Limo dan Produk Unggulan Khas Pacitan dan perajahan dan Gemblengan kanuragan. “Selain itu direncanakan akan digelar pagelaran Kontemporer Wayang Arya bersama Bagus Tegar serta pagelaran Wayang Kulit Bersama Nakmas Galang,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, upacara tetaken ini adalah satu bentuk upacara tradisional, dimana masyarakat sekitar Gunung Limo masih menganggap memiliki nilai magis, sehingga diwujudkan dengan bentuk upacara atau ritual di daerah tersebut. Tetaken berasal dari bahasa Sansekerta yang maknanya teteki yang berarti pertapaan. Tak heran, suasana religius yang kental namun sederhana menandai rangkaian ritual ini. (RAPP002) (sumber : pacitanku.com)
Insiden desak-desakan hingga terinjak-injak di Jalan 204, Mina pada 24 September 2014 sekitar pukul 7.30 Waktu Arab Saudi (WAS) telah menyebabkan ratusan orang dari sejumlah negara yang sedang berhaji meninggal dunia dan luka-luka.
Sebanyak 95 warga Indonesia, dengan 5 di antaranya sudah bermukim di Arab Saudi, meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1436H/2015 M, berikut jumlah korban tewas asal Indonesia berdasarkan asal embarkasi:

  1. Embarkasi Jakarta – Bekasi (JKS),  39 jenazah dari dua kloter, yaitu:  JKS 61 (38) dan JKS 21 (1);
  2. Embarkasi Surabaya (SUB),  17 jenazah dari empat kloter, yaitu:  SUB 48 (12), SUB 61 (2), SUB 28 (2), dan SUB 36 (1);
  3. Embarkasi Batam (BTH), 15 jenazah dari dua kloter, yaitu: BTH 14 (14), dan BTH 4 (1);
  4. Embarkasi Makassar (UPG), 7 jenazah dari kloter  UPG 10;
  5. Embarkasi Solo (SOC), 7 jenazah dari  dua kloter, yaitu: SOC 62 (6) dan SOC 29 (1);
  6. Embarkasi Balikpapan (BPN), 2 jenazah dari kloter  BPN 5; dan
  7. Embarkasi Banjarmasin (BDJ), 1 jenazah dari kloter BDJ 1.
Berikut nama-nama para korban serta asal embarkasinya:
Embarkasi Jakarta – Bekasi (39)
  1. Eti Kusmiati Idit Supriadi,  JKS 61, B0932959;
  2. Nani Unah Ratnani,  JKS 61, B0745299;
  3. Mohammad Yuhan Suprianto,  JKS 61, A5737138;
  4. Koko Koswara Oyong Suwaryo,  JKS 61, B0732931;
  5. Dede Kurniasih Sulaeman,  JKS 61,  B0745305;
  6. Dadang Barmara Memed,  JKS 61,  B0214365;
  7. Rasno Asyidik Kardan,  JKS 61, B0745304;
  8. Tanti Puspitawati Suharsono,  JKS 61, B092927;
  9. Rina Ocktarina Siroz Thoyib, JKS 61, A3729946;
  10. Neneng Nurjuwitawati Deni Sahroni,  JKS 61,  B0932973;
  11. Erik Suryaman Aceng Kartika,  JKS 61, B0933000;
  12. Eni Sukarni Oyo,  JKS 61, B0724661;
  13. Atik Suryati Suarno,  JKS 61,  B0732946;
  14. Endang Sutiana Atang,  JKS 61, B0929866;
  15. Debi Merlindayani Hamdani,  JKS 61, B0476595;
  16. Wisma Widyana Puspitasari,  JKS 61, B1211713;
  17. Rosidah Adjo Madusri,  JKS 61,  B0745303;
  18. Lilis Suryani Misbah Ijudin,  JKS 61, B0932986;
  19. Otong Bastaman Sutisnamiharja,  JKS 61, B0932958;
  20. Nana Hendiana Idi,  JKS 61, A7917997;
  21. Maemunah Dasa Sasmita,  JKS 61, B0733173;
  22. Atang Gumawang Dede Herlan,  JKS 61, B0733175;
  23. Karmah Padma Kertapraja,  JKS 61, B0745293;
  24. Tuti Kuswarti Daman,  JKS 61, B1442338;
  25. Iis Masriah Kastoni Mardo,  JKS 61, A7026769;
  26. Elly Sumili Syafei, JKS 61, A3727776;
  27. Neneng Rukmini Didin Minwari, JKS 61, B0932963;
  28. Aruk Emen Urha, JKS 61, B1441751;
  29. Sardjo Muljana Sukarta, JKS 61, B0745290;
  30. Wahyudin Doyo Wikatma, JKS 61, B0715728;
  31. Kartinah Oto Kartawijaya, JKS 61, B0715743;
  32. Djuhata Kuswandi Djai, JKS 61, B0745294;
  33. Wawan Sopwan Effendi, JKS 61, B0929816;
  34. Iim Halimah Rustama, JKS 61, B0929828;
  35. Ima Rismawati Endang Nandar, JKS 61, B0733178;
  36. Ii Bahri Suparman, JKS 61, A9521394;
  37. Nani Marlina Muhamad Herling, JKS 61, B1194596;
  38. Rakal Surya Wangsadinata, JKS 61, B1460566;
  39. Enung Maesyaroh Wahyo, JKS  21, B0740336;
Embarkasi Surabaya (17)
  1. Hamid Atwi Tarji Rofia,  SUB 48,  B1467965;
  2. Abdul Karim Sumarmi Idris,  SUB 48, B1023417;
  3. Abdul Halim bin Ali Satina,  SUB 48, A4514455;
  4. Nero Sahi Astro,  SUB 48, B1225386;
  5. Tasmudji Agung Seputro,  SUB 48, B1225358;
  6. Muzayyana Tahir Saruni,  SUB 48, B1467939;
  7. Yusriani Muhammad Qohar,  SUB 48, A6885226;
  8. Hosen Ibrohim Nimat, SUB 48, B1023186;
  9. Samsiah Sarnuji Muhayat, SUB 48, A4514456
  10. Zainab Darmo Sagimin, SUB 48, B1587769;
  11. Ida Khusnul Hotimah, SUB 48, B1038879;
  12. Tutik Indriyani Tukiyo, SUB 48,  B1022712;
  13. Rochmani Pawiroredjo Karsodikromo,  SUB 61, B1045049;
  14. Siti Muanifah Zainudin Sahlan,  SUB 61, B1469941;
  15. Mat Safii Samidjo, SUB 28, B1028437;
  16. Rukmiati Sanusi Matahir, SUB 28, B1028008;
  17. Junaedi Sjahrudin Marjun,  SUB 36, B1021715;
 Embarkasi Batam (15)
  1. Busyaiyah Syahrel Abdul Gafar,  BTH 14,  A2708446;
  2. Adryansyah Idris Usman,  BTH 14, A3826040;
  3. Nabaha Matsen Tarif,  BTH 14,  B1306146;
  4. Reni Arfiani Kaherdin,  BTH 14, B1311784;
  5. Ponpon Sadjaah Sastrapradja,  BTH 14, B0524212;
  6. Dahlia Sulaeman Hamdan, BTH 14, A3689002;
  7. Ida Murtika Porie,  BTH 14,  B1306300;
  8. Suryati Sahran Ribut,  BTH 14, B1306350;
  9. Abdul Wahab Idris Jafar, BTH 14, A2708444;
  10. Arbai Abdullah Saleh, BTH 14, B1306333;
  11. Syamsudin Abdurrahman Idris, BTH 14, B1306241;
  12. Muhammad Thamrin Slamet, BTH 14, B1306309;
  13. Muhammad Huardi Sukri, BTH 14, B1458434;
  14. Halijah Abu Hanifah, BTH 14, B1306273;
  15. Warnita Habib Basa,  BTH 4, B0822105;
 Embarkasi Makassar (7)
  1. Yahman Mistan Meslan,  UPG 10, B0693120;
  2. Nadjemiah Samad Madjida,  UPG 10, B0693478;
  3. Sitti Lubabah Arsyad Ngolo,  UPG 10,  B0693565;
  4. Nur Alam Iljas,  UPG 10, B0694654;
  5. Hasbullah Hasanuddin Paida, UPG 10, B0693563;
  6. Abu Bakar Katjo Tanni, UPG 10, B0693652;
  7. Namma Muhammad Kasim, UPG 10, B0693404;
 Embarkasi Solo (7)

  1. Susimah Slamet Abdullah,  SOC 62, B0874968;
  2. Sri Prabandari Markani,  SOC 62, B0875692;
  3. Suimah Khasan Kusman,SOC 62, B0877824;
  4. Hadimurti Wibisono Suratin, SOC 62, B1105098;
  5. Rita Saadah Sahuddin, SOC 62, B0876430;
  6. Khafsoh Maktub Ilyas, SOC 62, B0877967;e
  7. Ardani Moch Ali Siradj,  SOC 29, B0802886;
Embarkasi Balikpapan (2)
  1. Ruswati Karim Lawadang,  BPN 5, A8925437;
  2. Abdul Wahab Samangka, BPN 5, A8925434;
Embarkasi Banjarmasin (1)
  1. Ratna Abdul Gani Muhammad,  BDJ 1, A0912791;
Sedangkan WNI yang telah bermukim di Arab Saudi yang ikut menjadi korban dalam peristiwa Mina ketika sedang menunaikan ibadah haji, adalah:
  1. Akhmad Jamhuri bin Hisyam, nomor iqomah 2362046928;
  2. Wartoyo Usman Kalib, nomor iqomah 2389005337;
  3. Asdinur Sanuri Hamzah nomor iqomah 2381436951;
  4. Rumiati binti Nomo alias Aminah, dengan alamat Desa Kalipare RT 03/03;
  5. Ecang Suryadin Rosid, nomor iqomah 2388983450. (RAPP002/Antara) (sumber : pacitanku.com)

Ordered List

Perjalanan Waktu

Sample Text

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Jumlah Pengunjung

Popular Posts

Recent Posts

DAFTAR ISI