Rabu, 01 Juli 2015

Merica palsu

Pacitanku.com, PACITAN – Baru-baru ini, masyarakat Pacitan diresahkan dengan beredarnya merica palsu di pasar. Isu tersebut akhirnya membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan melalui Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) menerjunkan tim ke lapangan untuk memastikan kebenaran laporan munculnya merica palsu itu, Senin (22/6/2015) kemarin.
Tim Djskoperindag kemudian membawa sampel merica palsu yang didapat dari masyarakat untuk dicocokkan dengan merica yang dijual pedagang di Pasar Arjowinangun. Merica palsu tersebut berbentuk bulatan kecil, menyerupai aslinya. Jika dilihat secara kasatmata, merica palsu itu sulit dibedakan dengan yang asli. Namun, jika diamati secara detail, merica yang palsu mudah dikenali. Butirannya tidak berserat dan bentuknya kasar. Selain itu, jika dimasukkan ke air, merica palsu akan mudah pecah dan air akan keruh.
Berdasarkan keterangan Kasi Perlindungan Konsumen Diskoperindag Pacitan Imam Tohari, pihaknya telah  menyita sejumlah sampel merica untuk diuji di laboratorium untuk mengetahui kandungan di dalamnya. Selain itu, tim diskoperindag memastikan hasil dari razia dadakan di sejumlah pedagang Pasar Arjowinangun kemarin nihil temuan.
’’Hanya, beberapa pedagang mengaku sempat atau pernah mendapati adanya merica palsu tersebut. Namun, itu waktunya sekira satu bulan yang lalu. Dan, sekarang tidak,” katanya.
Imam mengungkapkan, merica palsu yang selama ini beredar terbuat dari tepung terigu, bukan dari semen seperti yang beredar di daerah Jawa Tengah maupun Jogjakarta. ’’Terlebih, jika dikonsumsi, merica itu tentu bisa melukai lambung kita dan membahayakan sistem pencernaan,’’ ungkapnya.
Imam menyebutkan, berdasar hasil operasi di lapangan, didapati merica-merica palsu tersebut diduga didatangkan seseorang dari Solo, Jawa Tengah. Untuk itu, dia meminta para pedagang lebih teliti sebelum membeli produk tersebut dari pengepul atau orang lain. ’’Selain itu, harganya jauh lebih murah dari yang asli. Harga merica asli Rp 240 ribu per kilogram, sedangkan merica palsu hanya Rp 120 ribu per kilogram,’’ jelasnya.
Secara terpisah, salah seorang warga asal Desa Mentoro, Kecamatan Pacitan, berinisial Sun mengaku mendapatkan merica palsu tersebut setelah membeli di pedagang langganannya di Pasar Arjowinangun. Awalnya, Sun tidak tahu bahwa merica yang dia beli itu palsu karena bercampur dengan merica asli. Ketika dipecah, merica palsu tersebut berwarna putih seperti terigu. ’’Selain itu, bentuknya tidak beraturan,’’ terangnya.(her/eba/c17/any/radarmadiun/rappoo2) (sumber : pacitanku.com)

0 komentar:

Posting Komentar

Ordered List

Perjalanan Waktu

Sample Text

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Jumlah Pengunjung

Popular Posts

Recent Posts

DAFTAR ISI