Rabu, 08 Juli 2015

(Antara Sensasi dan Keharmonisan)



Jika anda sampai dipusat kota Pacitan, jangan lupa menuju alun-alun Pacitan. Disana anda akan disuguhi dengan pemandangan puluhan pedagang aneka warna yang berjualan. Cobalah untuk menuju deretan penjual jadah bakar dan tahu bakar. Ajak keluarga anda duduk bersama menikmati suasana malam dan keindahan sekitar yang penuh udara segar. Lampu warna-warni yang cemerlang, dan udara malam yang ikut menyemarakkan. Duduk melingkar lesehan di tikar. Sepiring tahu bakar, sepiring jadah bakar, dan beberapa teh hangat dan kopi panas akan menemani. Sebuah sensasi keharmonisan yang sulit untuk didapatkan. Berbincang dengan keluarga minum dan menikmati jadah bakar berlama-lama, bercanda suka ria. Jangan hanya berfikir tentang selera perut. Tapi juga nikmati suasana batin yang berharap merdunya raungan malam bersama keluarga. Ini jika yang anda inginkan adalah keserasian dan keharmonisan keluarga. Refreshing.
Tapi jika anda hanya berfikir tentang rasa dilidah dan di perut... masuk saja di warung nasi atau bakso, makan sekenyangnya dan selesai. Anda puaskan perut anda dalam sebuah ruang tertutup yang pengap dan dibelenggu tembok-tembok dinding yang menyesakkan dada.
Ini bukan promosi Jadah bakar alun-alun Pacitan. Tapi memang seperti itulah yang terasa. Monggo yang sempat mapir Pacitan diwaktu malam. Silakan menikmati segelas kopi, dan sepiring jadah bakar dan tahu bakar. Sensasi menuju keharmonisan...........

Senin, 06 Juli 2015

bagiantoPacitan, Net Online – ‎Upaya pemerintah menggenjot kenaikan produksi padi sebesar 10 persen per tahun, sepertinya masih sulit terealisasi. Hal tersebut dipicu banyaknya lahan pertanian yang terancam gagal panen sebagai dampak kekeringan dan menipisnya sumber air. Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Penyuluhan, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan, Kabupaten Pacitan, Bagianto, mengatakan, merujuk data yang ada, sedikitnya sebanyak 39 hektar lahan persawahan terancam gagal panen akibat dampak kekeringan. “Dimungkinkan kekeringan akan terus meluas seiring kelangkaan air bersih,” katanya, Senin (6/7).
‎Pejabat eselon IIIB itu mengungkapkan, berbagai upaya telah dilakukan guna meminimalisir kerugian para petani. Upaya tersebut seperti pengadaan pumpa air. Namun demikian hukum alam jauh lebih menentukan. “Sumber air bersih memang semakin langka,” keluhnya.
‎Bagianto menyadari, kekeringan panjang yang tengah berlangsung saat ini, tentu akan merugikan petani. Mereka yang bergantung hidup dari hasil pertanian, terancam bangkrut tak bisa menikmati jerih payahnya. Padi yang mulai bunting, terancam puso lantaran tidak mendapatkan suplai air secara berkecukupan. “Akibatnya banyak petani yang tidak bercocok tanam saat musim kemarau. Sebab mereka akan merugi,” beber Bagianto pada wartawan.
Sementara itu sebagaimana pernah diberitakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan, sempat merilis, akibat terpaan Badai El Nino di Samudera Pasifik, berakibat semakin panjangnya musim kemarau tahun ini. Bahkan disejumlah daerah rawan air bersih meningkat statusnya menjadi daerah krisis air. Berangkat dari kasus tersebut pemkab setempat sudah mempersiapkan droping air bersih ke sejumlah titik rawan kekeringan. (yun). (sumber : netonlinenews.com)
Sebagai kabupaten yang sudah tujuh kali berturut-turut mendapatkan anugerah Piala Adipura kategori kota kecil terbersih, kini Pemkab Pacitan, kembali dibuat pusing. Itu terkait volume sampah yang kian hari kian meningkat. Kasie Kebersihan, Bidang Kebersihan, Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan (DCKTK) setempat, Salimin, mengatakan, kuota sampah diprediksi meningkat hingga tujuh persen pada Ramadhan ini. Banyaknya pedagang takjil dadakan di pinggir jalan menjadi penyumbang utama meningkatnya sampah di kabupaten berjuluk Kota 1001 Goa tersebut. “Banyaknya pedagang takjil dadakan, memang menjadi pemicu melonjaknya produksi sampah saat bulan puasa tahun ini,” ujarnya, Senin (6/7).
Berdasarkan data yang ia punya, sampah yang masuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) diperkirakan mencapai 113 meter kubik per hari. Jumlah tersebut terus mengalami lonjakan saat Ramadhan ini. “Kenaikan jumlah sampah selama Ramadhan mencapai 7 persen. Hal tersebut disebabkan menjamurnya pedagang takjil dadakan. Selain itu perubahan pola konsumsi warga selama Ramadan,” terangnya.
Menurutnya, sampah biasanya menumpuk usai buka puasa dan waktu subuh. Diperkirakan, volume sampah akan kembali normal bahkan menurun menjelang Idul Fitri nanti. Sebab, pedagang takjil tak lagi menggelar dagangannya. “Akan tetapi, saat lebaran tahun lalu, sampah akan menumpuk di titik-titik kawasan wisata,” imbuhnya. (yun). (sumber :netonlinenews.com)
Foto Ilustrasi
Foto Ilustrasi
Jajaran Kepolisian Resort (Polres) Pacitan, tidak akan main-main dengan pengendara ugal-ugalan saat arus puncak mudik lebaran nanti. ‎Kasat Lantas, AKP. Samsul saat mendampingi Kapolres Pacitan, AKP Taryadi, menegaskan, pihaknya akan bertindak represif terhadap pelanggar lalu-lintas berat yang berpotensi memunculkan kasus kecelakaan lalu-lintas. Suatu misal, pengendara ugal-ugalan yang membahayakan dirinya serta orang lain, mengendarai kendaraan dengan batas kecepatan maksimal, mengendarai kendaraan yang diduga hasil curanmor, serta pengendara dengan keadaan mabuk. “Beberapa kasus tersebut, seandainya terjadi, akan kami tidak tegas sesuai aturan yang berlaku,” tandasnya, Senin (6/7).
Perwira pertama Polisi itu mengatakan, sebagaimana arahan Kapolri, Jenderal Polisi Badrodin Haiti, guna memulihkan citra Kepolisian di mata masyarakat, Korps Bhayangkara memang akan lebih mengedepankan upaya persuasif dalam mengatasi tindak pidana pelanggaran lalu-lintas di jalur mudik lebaran. ‎Polisi, kata Samsul, tidak akan menilang para pemudik yang mungkin melakukan pelanggaran ringan. Misalnya kendaraan tanpa spion yang ditentukan sesuai spekteknis kendaraan, membawa barang berlebihan, melanggar jalur tanpa sengaja, serta pelanggaran ringan lainnya. “Kami akan memberikan teguran, tanpa menilang mereka. Kecuali kalau itu pelanggaran berat, tetap akan kami tindak sesuai aturan yang berlaku,” tukas Kasat Lantas.
Sementara itu pada puncak arus mudik yang diperkirakan mulai H-7 nanti, jajarannya akan lebih berkonsentrasi di titik-titik rawan laka lantas (black spot area). Di sejumlah lokasi tersebut, lanjut Samsul, akan disiagakan sejumlah personil 24 jam non stop. Seperti misalnya jalur lintas selatan (JLS), serta jalur-jalur menuju luar kota. Seperti Pacitan-Ponorogo, Pacitan-Solo dan Pacitan jogjakarta. “Kami akan lebih concern di titik-titik black spot area. Disitu akan kami siagakan sejumlah personil non stop,” tandas Kasat Lantas. (yun). (sumber : netonlinenews.com)

Minggu, 05 Juli 2015

Dream - Jonah Soewandito, bocah 11 tahun kini menjadi perbincangan publik negeri Kanguru, Australia. Dia merupakan bocah jenius dengan umur yang terbilang masih belia.
Jonah sudah mengikuti ujian akhir SMA di usia 11 tahun. Hebatnya lagi, bocah yang tinggal di Sydney itu mendapat nilai di atas 90 untuk mata pelajaran Matematika dan Kimia.
Hasil ujian akhir SMA di negara bagian New South Wales yang biasa dikenal dengan nama HSC (High Schol Certificate) diumumkan minggu lalu. Berkat pencapaian itu Jonah masuk dalam daftar murid dengan prestasi tertinggi.
Secara umum, mereka yang mendapat angka di atas 90 dalam mata pelajaran yang diujikan di ujian akhir SMA, dimasukkan ke dalam golongan yang berprestasi.
Dalam laporan Sydney Morning Herald, Jonah adalah murid termuda yang ikut ujian SMA tahun ini. Dia juga menjadi salah satu murid termuda yang pernah mengikuti HSC di New South Wales.
Untuk murid seusia Jonah, 11 tahun, kebanyakan teman-temannya baru duduk di Tahun ke-6, namun Jonah sudah mengikuti pelajaran untuk murid tahun ke-12.
Dari namanya, Jonah Soewandito kemungkinan berasal dari Indonesia atau memiliki orangtua berdarah Indonesia.
Namun, pihak Sekolah Swasta Scots College enggan mengungkap identitas pelajarnya tersebut. "Yang kami tahu dia lahir di Australia," kata salah seorang guru seperti dilansir Sydney Morning Herald, akhir pekan lalu.
Menurut si guru, sejak Jonah menjadi pemberitaan di Sydney menjelang ujian beberapa bulan lalu, orangtuanya masih belum mau memberikan wawancara kepada media.
Sejak kecil bakatnya Jonah memang telah terlihat. Usia 3 tahun, ia sanggup membaca dan menulis huruf latin. Tak perlu TK, dia langsung dapat mengikuti intisari pelajaran level SD hanya dalam waktu dua tahun.
Banyak guru di tempat Jonas sekolah mengaku, baru kali ini menemui murid sejenius Jonah.
Selepas lulus SMA, Jonah ingin segera lanjut kuliah bidang kedokteran. Sekolahnya telah menghubungi Universitas Sydney membicarakan kemungkinan bocah semuda itu lanjut studi strata satu.
"Saya ingin menemukan obat kanker, karena itu salah satu penyakit paling mematikan di dunia," kata Jonah. (Ism) (sumber : dream.co.id)
Rasulullah saw. memberikan sambutannya menjelang Bulan Suci Ramadhan. “Wahai segenap manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung penuh berkah bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasa di siang harinya sebagai kewajiban, dan qiyam di malam harinya sebagai sunnah. Barangsiapa menunaikan ibadah yang difardukan, maka pekerjaan itu setara dengan orang mengerjakan 70 kewajiban.
Ramadhan merupakan bulan kesabaran dan balasan kesabaran adalah surga. Ramadhan merupakan bulan santunan, bulan yang dimana Allah melapangkan rezeki setiap hamba-Nya. Barangsiapa yang memberikan hidangan berbuka puasa bagi orang yang berpuasa, maka akan diampuni dosanya, dan dibebaskan dari belenggu neraka, serta mendapatkan pahala setimpal dengan orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang berpuasa tersebut.” (HR Khuzaimah)
Sambutan Nabi Muhammad saw. ini merupakan teladan bagi umatnya dalam menghadapi datangnya Bulan Ramadhan. Sambutan hangat penuh kegembiraan yang Beliau sampaikan menunjukkan perlunya tarhib Ramadhan seperti khutbah Nabi ini ditradisikan kaum muslimin. Jika ada satu momen dimana kepala negara menyampaikan pidatonya tentulah momen tersebut bukan momen biasa. Itu sebuah program superpenting dengan momen paling istimewa. Demikian pula dengan bulan Ramadhan yang penuh dengan keunggulan dan kemuliaan.
Dari hadits tersebut, Nabi kita menyebutkan 8 keistimewaan Ramadhan dibandingkan bulan-bulan lainnya, yaitu:
1. Syahrun Azhim (Bulan Yang Agung)
Azhim adalah nama dan sifat Allah Ta’ala. Namun juga digunakan untuk menunjukkan kekaguman terhadap kebesaran dan kemuliaan sesuatu. Sesuatu yang diagungkan Nabi tentulah memiliki nilai yang jauh lebih besar dan sangat mulia dengan sesuatu yang diagungkan oleh manusia biasa. Alasan mengagungkan bulan Ramadhan adalah karena Allah juga mengagungkan bulan ini. Firman Allah, “Waman yu’azhim sya’iirillah fa-innahha mintaqwal quluub, barangsiapa mengagungkan syiar-syiar agama Allah, maka itu datang dari hati yang bertakwa.”
Diagungkan Allah karena pada bulan inilah Allah mewajibkan puasa sebagai salah satu dari lima rukun Islam. Allah Yang Maha Pemurah Penyayang menetapkan dan mensucikan bulan ini kemudian memberikan segala kemurahan, kasih sayang, dan kemudahan bagi hamba-hamba yang ingin mendekatkan diri kepada-Nya.
2. Syahrul Mubarak
Bulan ini penuh berkah, berdayaguna dan berhasil guna, bermanfaat secara maksimal. Detik demi detik di Bulan Suci ini bagaikan rangkaian berlian yang sangat berharga bagi orang beriman. Pasalnya semua perbuatan kita di saat berpuasa menjadi ibadah berpahala yang balasannya langsung dari Allah. Amal baik sekecil apapun nilainya
dilipatgandakan sehingga kita menjadi puas dalam melakukannya.

Keberkahan Ramadhan oleh Nabi kita secara garis besar dibagi 3, yaitu 10 malam periode pertama penuh rahmat Allah, 10 berikutnya diisi dengan ampunan (maghfirah), sedangkan di 10 malam terakhir merupakan pembebas manusia dari api neraka. Keberkahan yang Allah berikan ini akan optimal jika kita mengelola waktu pendekatan diri kepada Allah sebagaimana arahan Rasulullah saw.
3. Syahru Nuzulil Qur’an
Allah mengistimewakan Ramadhan sekaligus menyediakan target terbesar, yaitu menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Simaklah firman Allah dalam rangkaian ayat puasa, “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan bagi petunjuk, dan furqan
(pembeda).” (Al-Baqarah: 185)

Ayat di atas menjelaskan bahwa target utama amaliyah Ramadhan membentuk insan takwa yang menjadikan Kitabullah sebagai manhajul hayat (pedoman hidup). Dapat dikatakan bahwa Ramadhan tidak dapat dipisahkan dengan Al-Qur’an. Rasulullah saw. mendapatkan wahyu pertama pada bulan Ramadhan dan di setiap bulan Ramadhan Malaikat Jibril datang sampai dua kali untuk menguji hafalan dan pemahaman Rasulullah saw. terhadap Al-Qur’an. Bagi ummat Muhammad, ada jaminan bahwa Al-Qur’an kembali nuzul ke dalam jiwa mereka manakala mengikuti program Ramadhan dengan benar.
4. Syahrus Shiyam
Pada Bulan Ramadhan dari awal hingga akhir kita menegakkan satu dari 5 rukun (tiang) Islam yang sangat penting, yaitu shaum (puasa). Kewajiban puasa sebagaimana kewajiban ibadah shalat 5 waktu. Maka sebulan penuh seorang muslim mengkonsentrasikan diri untuk ibadah sebagaimana dia mendirikan shalat Subuh atau Maghrib yang memakan waktu beberapa menit saja. Puasa Ramadhan dilakukan tiap hari dari terbit fajar hingga terbenam matahari (Magrib). Tidak cukup menilai dari yang membatalkannya seperti makan dan minum atau berhubungan suami-istri di siang hari saja, tetapi wajib membangun akhlaqul karimah, meninggalkan perbuatan maksiat dan yang makruh (yang dibenci Allah).
5. Syahrul Qiyam
Bulan Ramadhan menggairahkan umat Islam untuk menjalankan amalan orang-orang saleh seperti sholat tahajjud dan membaca Al-Qur’an dengan benar di dalam shalat malamnya. Di Bulan Ramadhan Kitabullah mengisyaratkan bahwa untuk mendapatkan ketinggian derajatnya setiap mukmin sangat dianjurkan shalat tarawih dan witir agar di luar Ramadhan dia bisa terbiasa mengamalkan qiyamullail.
6. Syahrus Sabr (bulan sabar)
Bulan Ramadhan melatih jiwa muslim untuk senantiasa sabar tidak mengeluh dan tahan uji. Sabar adalah kekuatan jiwa dari segala bentuk kelemahan mental, spiritual dan operasional. Orang bersabar akan bersama Allah sedangkan balasan orang-orang yang sabar adalah surga.
Sabar lahir bersama dengan segala bentuk kerja besar yang beresiko seperti dalam dakwah dan jihad fi sabilillah. Ramadhan melatih muslim beramal islami dalam berjamaah untuk meninggikan kalimat Allah.
7. Syahrul Musawwah (Bulan Santunan)
Ramadhan menjadi bulan santunan manakala orang-orang beriman sadar sepenuhnya bahwa puasanya mendidik mereka untuk memiliki empati kepada fakir miskin karena merasakan lapar dan haus sebagaimana yang mereka rasakan. Karena itu kaum muslimin selayaknya menjadi pemurah dan dermawan. Memberi dan berbagi harus menjadi watak yang ditanamkan.
Segala amal yang berkaitan dengan amwal (harta) seperti zakat fitrah sedekah, infak, wakaf, dan sebagainya, bahkan zakat harta pun sebaiknya dilakukan di bulan yang mulia ini. Memberi meskipun kecil, bernilai besar di sisi Allah. Siapa yang memberi makan minum pada orang yang berpuasa meskipun hanya seteguk air, berpahala puasa seperti yang diperoleh orang yang berpuasa.
8. Syahrul Yuzdaadu fiihi Rizqul Mu’min
Bulan ini rezeki orang-orang beriman bertambah karena segala kemudahan dibuka oleh Allah seluas-luasnya. Para pedagang akan beruntung, orang yang jadi pegawai dapat kelebihan pendapatan dan sebagainya. Namun rezeki terbesar adalah hidayah Allah kemudian hikmah dan ilmu yang begitu mudah diperoleh di bulan mulia ini.
(dari berbagai sumber)

Sabtu, 04 Juli 2015

Setelah disahkannya undang-undang guru dan dosen, yakni Undang-Undang No.14 Tahun 2005, profesi guru dan dosen kembali menjadi perhatian dikalangan banyak pihak, baik yang berkecimpung dalam dunia pendidikan maupun dikalangan pemerhati pendidikan. Mengapa tidak, kehadiran undang-undang tersebut telah menambah wacana baru akan dimantapkannya hak-hak dan kewajiban bagi guru dan dosen. Di antara hak yang paling ditunggu-tunggu selama ini adalah adanya upaya perbaikan kesejahteraan bagi guru dan dosen.

Pasal 16 disebutkan bahwa pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang besarnya setara dengan satu kali gaji pokok. Dengan demikian seorang guru atau dosen yang telah memperoleh sertifikat pendidik, akan mempdapatkan penghasilan yang terdiri dari : (1) gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji, (2) tunjangan fungsional, dan (3) tunjangan profesi. Disamping itu, guru dan dosen akan menerima tambahan penghasilan lain dalam bentuk tunjangan khusus bagi mereka yang bertugas di daerah khusus.

LPTK adalah lembaga yang mendidik calon-calon tenaga guru. LPTK ini kemudian mengeluarkan dua sertifikat, yaitu Ijazah dan Akta (untuk program S1 berupa ijazah sarjana dan akta IV). Dengan demikian, kalau seorang guru atau dosen yang telah memiliki ijazah sarjana (S1) dan Akta IV apalagi dia adalah alumni dari suatu LPTK, kemudian kepadanya diharuskan lagi memiliki sertifikat pendidik yang diperoleh melalui pendidikan profesi, apakah ini bukan suatu bentuk pelecehan baik terhadap guru ataupun terhadap LTPK itu sendiri. Sehingga, kalau hal ini tetap dilakukan berarti sertifikat pendidik itu lebih tinggi kualitasnya/nilainya daripada ijazah Akta IV. Kalau demikian halnya untuk apa ijazah akta itu dikeluarkan oleh LPTK ? Bukankah LPTK itu sebenarnya adalah suatu lembaga profesi yang tujuan utamanya adalah mendidik calon-calon guru ? Apalagi kalau pendidikan profesi itu hanya diikuti oleh guru dalam waktu singkat, (paling lama satu bulan). Kemudian mereka diuji/diberikan tes dalam bentuk soal-soal pilihan ganda atau hanya mengukur aspek kognitif yang sifatnya instan (sesaat) lalu keluar keputusan bahwa kepadanya dinyatakan lulus dan diberi sertifikat pendidik. Kalau pelaksanaannya demikian, berati program sertifikasi itu lebih kental nuansa proyeknya dari pada urgensi dan subtansinya. Tidak menutup kemungkinan bahwa sertifikat pendidik itu nantinya hanya bersifat legalitas guna mendapatkan tunjangan profesi bagi guru.

Pada Pasal 10 disebutkan bahwa kompetensi yang dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Berdasarkan bunyi Pasal 10 ini memunculkan suatu pertanyaan bahwa apakah lulusan LPTK itu tidak mempunyai kompetensi pedagogik, sehingga harus diperoleh lagi lewat pendidikan profesi? Lalu pendidikan profesi yang dimaksud seperti apa modelnya, apa isi/materi pendidikannya dan ilmu macam apa yang diperoleh dari pendidikan itu?.

Pendidikan profesi sebaiknya ditujukan kepada lulusan non LPTK yang ingin menjadi guru , atau kepada guru yang bukan lulusan LPTK dan belum memiliki ijazah akta IV. Tentu langkah ini jauh lebih baik dilakukan, apabila pendidikan profesi itu memang dianggap sebagai penyempurnaan kompetensi guru , bukan hanya ditujukan untuk memberi sertifikat pendidik kepada guru sebagai prasyarat memperoleh tunjangan profesi.

Mohon dimaafkan, bukan berarti saya tidak setuju dengan Tunjangan Profesi yang diberikan kepada Bapak dan Ibu guru semuanya. Saya sangat setuju. Dan justru saya berpendapat bahwa semestinya Tunjangan Profesi itu diberikan tanpa harus ada syarat tertentu. Bandingkan dengan Polisi dan TNI dan juga pemegang jabatan Struktural yang mendapat kenaikan gaji yang tanpa syarat tertentu.

Mohon di ingat, tugas guru sangatlah berat.............. jadi sangatlah pantas jika para bapak dan ibu guru ini mendapatkan kenaikan penghasilan TANPA SYARAT.

Mohon maaf jika pendapaat saya ini salah, saya hanya ingin menyampaikan uneg-uneg saya. Bagaimana dengan pendapat panjenengan???
Deni Cahyantoro, Kasubag Perundang-Undangan, Bagian Hukum, Setkab Pacitan
Deni Cahyantoro, Kasubag Perundang-Undangan, Bagian Hukum, Setkab Pacitan
Rekomendasi Komnas Hak Azasi Manusia (HAM) yang mengklaim bahwa pemkab dan Pemkot diseluruh Indonesia sebagai pelanggar HAM nomor tiga setelah Kepolisian dan korporasi, membuat pemerintahan di Kabupaten Pacitan, sedikit merah telinga. Sekretaris Kabupaten (Sekkab) setempat, H. Suko Wiyono, meminta agar rekomendasi Komnas HAM tidak serta merta ditarik ke daerah. Termasuk di Pemkab Pacitan, yang dia klaim tidak linier dengan rekomendasi tersebut. Suko meminta, opini itu tidak harus di generalisasi. Sebab diakuinya tidak semua pemkab ataupun Pemkot harus rela menerima label tersebut. “Jadi jangan disamakan semua. Itu kan isu pusat, belum tentu sama dengan kondisi di daerah,” katanya, saat dikonfirmasi, Jumat (3/7).
Mantan Inspektur Kabupaten itu juga kurang sependapat seandainya indikator-indikator yang akhirnya membuahkan rekomendasi dari Komnas HAM, kalau semua pemkab ataupun Pemkot di seluruh negara ini ‎sebagai pelanggar HAM nomor tiga, disamakan dengan kondisi di Pemkab Pacitan. “Semua itu harus kita kaji dan dalami dulu. Benar ataukah tidak, indikator yang berujung rekomendasi kalau Pemda sebagai pelanggar HAM nomor tiga,” tegas top manager birokrasi itu.
Suko mengakui, disetiap penyelenggara pemerintahan tentu ada kekurangan dan kelemahan. ‎Baik dari sisi produk-produk kebijakan ataupun implementasinya di lapangan. “Akan tetapi tidak harus dilabelkan seperti itu (pelanggar HAM). Semua harus dilihat, dicermati, mana-mana yang belum sesuai dan harus segera dibenahi,” bebernya.
Terkait klaim kalau Pemda sebagai pelanggar HAM nomor tiga, juga mendapat perhatian dari Deni Cahyantoro, Kasubag Perundang-Undangan, Bagian Hukum, Setkab Pacitan. Bagian yang punya peran vital dalam memberikan pertimbangan soal produk-produk regulasi daerah itu mengatakan, kurang sependapat dengan opini Komnas HAM yang menjust kalau seluruh Pemda di anggap sebagai pelanggar HAM. “Kita lihat dulu, apa saja yang melatari rekomendasi tersebut,” tuturnya secara terpisah.
Deni menyadari, kalaupun ada klaim soal komposisi penganggaran yang belum berpihak pada publik, itu semata-mata bukan karena kesengajaan pemkab untuk menelorkan kebijakan seperti itu. Faktor yang paling mendasari karena keterbatasan kemampuan anggaran. “Kalau kesempitan itu dipaksakan, bisa jadi hak gaji PNS akan terpotong dan terancam tidak terbayar karena alokasinya untuk belanja publik,” beber dia.
Lebih dari itu, lanjut Deni, terkait produk regulasi daerah misalnya. Tidak semua Perda-Perda yang sudah ditetapkan harus mengakomodir semua aturan-aturan berskala nasional. Seperti Undang-Undang misalnya. Namun semua itu akan lebih disesuaikan dengan budaya, kearifan lokal serta dinamika sosial yang terus berkembang selama ini. Deni menegaskan, produk Undang-Undang biasanya lebih cenderung sektoral. Sebab masing-masing lembaga atau kementerian yang mengusulkan draft aturan itu pasti banyak muatan-muatan kepentingan yang belum tentu cocok diterapkan didaerah. “Kondisi semacam ini yang perlu disikapi. Jadi produk aturan daerah tidak selamanya match dengan aturan skala nasional. Yang pasti, tidak ada niatan dari pemerintah di level daerah untuk menyengsarakan rakyatnya,” beber Deni.
Pejabat eselon IVA itu juga kurang sependapat, kalau ada pernyataan semua aturan di tingkat pusat sudah meratifikasi aturan-aturan dunia internasional. Deni berpendapat, seandainya semua produk Undang-Undang harus meratifikasi ‎aturan internasional, hal tersebut justru dianggapnya sebagai sebuah ancaman. “Artinya, kebijakan itu justru akan banyak memberangus beberapa hal mendasar. Seperti budaya, adat istiadat, kearifan lokal, serta dasar-dasar dan nilai-nilai kebangsaan,” tukasnya. (yun). (sumber : netonlinenews.com)
Ilustrasi pencurian
Ilustrasi pencurian
Pacitanku.com, PACITAN – Dua pekan jelang Lebaran, tren aksi kejahatan di Pacitan terus meningkat. Setelah sebelumnya terjadi dua peristiwa pencurian dengan pemberatan (curat) di wilayah Kota dan aksi gendam (hipnotis), kali ini peristiwa pencurian terjadi di wilayah Desa Wonoanti, Kecamatan Tulakan pada Rabu (1/7/2015) malam lalu.
Peristiwa kriminal ini terjadi di rumah milik Dini Ekowati, yang diduga terjadi saat Dini sedang menunaikan shalat tarawih dimasjid terdekat. Secara leluasa, pelaku berhasil menggasak uang sekitar Rp 10 juta rupiah yang tersimpan dalam sebuah tas pribadi milik korban.
Namun, pelaku tidak mengambil seluruh uang didalam korban dan pelaku menyisakan uang sekitar Rp 2 juta. Beberapa barang berharga lain seperti handphone, laptop, gelang emas juga tidak diambil. Dan menurut Dini, pelaku membobol jendela belakang rumah sebelum berhasil membawa kabur uang puluhan juta rupiah.
 “Masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan keamanan rumah pribadi dan lingkungan sekitar untuk menghindari aksi kejahatan. Selain itu kami minta masyarakat ikut berperan aktif dan membongkar aksi pencurian yang marak terjadi selama bulan ramadhan ini,” ungkap Kepala Satuan Res Kriminal Polres Pacitan, AKP Hendro Tri W, baru-baru ini.
Dikatakan Hendro, meningkatkan kewaspadaan dan keamanan lingkungan sekitar menjadi salah satu cara mendasar menangkal aksi kejahatan. “Aksi kejahatan terjadi bukan hanya karena niat pelaku tetapi lebih pada terbukanya kesempatan untuk melakukan beragam bentuk kejahatan,” tandasnya.
Sementara, Kepala Sub Bagian Humas (Kasubbag) Humas Polres Pacitan, AKP Rudito Kukuh Basuki, pihaknya usai mendapati laporan kejahatan tersebut langsung mengambil tindakan dengan melakukan pengejaran.
Pihak Polres segera menginstruksikan di masing-masing polsek di perbatasan juga ikut dikerahkan untuk mempersempit ruang gerak pelaku. ‘’Saat ini pihak kami masih terus melakukan pengejaran terhadap pelaku,’’ ujar AKP Rudito Kukuh Basuki, Kasubbag Humas Polres Pacitan saat dikonfirmasi wartawan di ruangannya.
Sebelumnya, di wilayah Pacitan kota juga terjadi tiga kasus kejahatan, sebagai berikut:
Screenshot_3







(sumber : pacitanku.com)
Pelepasan Mahasiswa KKN UNS. (Foto: IST)
Pelepasan Mahasiswa KKN UNS. (Foto: IST)
Pacitanku.com, SURAKARTA – Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali mengirimkan mahasiswanya untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Pacitan. Tercatat, untuk periode kali ini, UNS mengirimkan 177 mahasiswa yang akan mengikuti KKN selama 45 hari di 20 desa di Pacitan.
Dalam sambutannya saat melepas mahasiswa KKN, Rektor UNS Ravik Karsidi meminta mahasiswa peserta program KKN menjaga nama baik universitas. “Selain itu juga bisa memanfaatkan ilmu yang didapat di kampus untuk ditransfer kepada masyarakat sehingga bisa memberikan nilai tambah dalam kehidupan sehari-hari,” kata Ravik Karsidi saat melepas mahasiswa KKN di Solo, Kamis (2/7) kemarin.
Selain 177 mahasiswa yang akan KKN di Pacitan, sebanyak 2721 peserta  KKN tersebut, sebagian besar atau sebanyak 2.169 mahasiswa KKN di Pulau Jawa di 20 Kabupaten, 46 Kecamatan dan 247 desa. Peserta KKN berasal dari sembilan fakultas, terdiri Fakultas KIP, Fakultas Sastra, FISIP, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik dan Fakultas MIPA.
Dia mengatakan bahwa ke 1.169 mahasiswa tersebut menempati lokasi masing-masing 142 mahasiswa di 10 Kelurahan di Solo, 140 mahasiswa di 15 desa di Klaten, 203 mahasiswa di 22 desa Boyolali, 195 mahasiswa di Wonogiri, 198 mahasiswa di Sukoharjo, 240 mahasiswa di 24 desa di Karanganyar, dan 200 mahasiswa di 20 desa di Sragen.
Kemudian 136 mahasiswa di 14 desa di Magetan, 125 mahasiswa di 13 desa di Ngawi, 113 mahasiswa di 12 desa di Grobogan, 135 mahasiswa di 17 desa di Pati, 96 mahasiswa di 10 desa di Demak, 45 mahasiswa di tiga desa di Magelang, 69 mahasiswa di enam desa di Malang, 20 mahasiswa di dua desa di Wonosobo, 10 mahasiswa di satu desa Madiun, 10 mahasiswa di satu desa di Bandung, 10 mahasiswa di satu desa di Gunung Kidul, 29 mahasiswa di dua desa di Blitar dan 100 mahasiswa di tiga kecamatan KKN PPM Dikti.
Selain di Pulau Jawa, Rahayu mengatakan peserta KKN juga ada yang di luar Pulau Jawa sebanyak 300 mahasiswa tersebar di 12 provinsi, meliputi Kabupaten Rote Ndao Nusa Tenggara Timur (NTT) 20 mahasiswa, Timor Tengah Selatan, NTT 49 mahasiswa, Kabupaten Barito Selatan 23 mahasiswa, Kabupaten Manggarai Barat, NTT 10 mahasiswa, Kabupaten Lombok Timur 22 mahasiswa, dan Kabupaten Wakatobi Sulteng 15 mahasiswa.
UNS sendiri sudah kedua kalinya mengirimkan mahasiswa KKN ke Pacitan. pada awal tahun ini, sebanyak 151 mahasiswa juga menggelar KKN Temarik di Pacitan yang merupakan di Pacitan yang sifatnya  iniasi dan inisiatif, serta inspiratif bagi masyarakat untuk berkembang. Dengan mengusung tiga tema, KKN UNS di Pacitan kala itu diantaranya pengembangan ekonomi kreatif, penguatan budaya dan pariwisata serta pengembangan kesehatan dan pendidikan. (RAPP002) (sumber : pacitanku.com)


Penyerahan bantuan korban kebakaran di Pringkuku. (Foto: BPBD Pacitan)
Penyerahan bantuan korban kebakaran di Pringkuku. (Foto: BPBD Pacitan)

Bulan Ramadhan, nasip apes harus dialami Katemi (90) warga RT/RW 01/ Dusun Glinggangan, Kecamatan Pringkuku yang rumahnya mengalami kebakaran hebat pada Senin (29/6/2015) lalu. Akibat kebakaran yang terjadi, rumahnya terlalap si jago merah. Selain itu, Katemi harus mengalami luka bakar di bagian wajah akibat terkena semburan si jago merah.
Untuk meringankan beban Katemi, Bupati Pacitan Indartato saat berkunjung dan safari Ramadhan di Desa Glinggangan memberikan santunan kepada Katemi sebesar Rp 2 juta, Rabu (1/7/2015) malam WIB. Meski hanya bersifat sementara pasca bencana, namun diharapkan bantuan tersebut dapat meringankan beban derita korban yang rumahnya ludes terbakar.”Saya imbau tetap sabar dan tentu saja pemerintah daerah akan selalu memperhatikan,” ungkap Indartato usai memberikan santunannya.
Selain bantuan dari Bupati, Katemi juga menerima bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan berupa bahan-bahan pokok sebanyak empat paket sebagai bekal sementara.” Selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan, Mohon maaf apabila ada kesalahan, kami akan berusaha semaksimal mungkin agar bisa mensejahterakan masyarakat Pacitan,” imbuh Indartato saat menyampaikan sambutannya dalam safari yang dihadiri jajaran Muspika setempat.
Sebagai informasi, pada Senin (29/6/2015), rumah milik Katemi dilalap si jago merah. Peristiwa itu berawal ketika Katemi hendak membakar sampah, setelah api berkobar, sampah plastik menetes ke jerami, dan membakar meteran listrik seisi rumah.
Nenek tersebut yang ketakutan hanya meminta tolong, namu suara parau pun tidak terdengar warga, sehingga tetangga dan anaknya nya baru mengetahui kejadian ini setelah melihat asap tebal mengepul dari rumah Katemi. Akibat kebakaran hebat itu, rumah Katemi ludes dan wajahnya terbakar akibat terkena api, selain itu kerugian tak kurang dari Rp 100 juta.  (Riz/SKPD/RAPP002) (sumber : pacitanku.com)
nelayan pacitanPacitan, Net Online – Cuaca ekstrim terlebih dengan munculnya badai El Nino di Samudera Pasifik belum lama ini, berdampak menurunnya hasil tangkapan ikan para nelayan tradisional di Kabupaten Pacitan. Mereka seakan kehilangan mata pencaharian, paska fenomena alam itu menghempas samudera tempatnya bergantung hidup. Kabid Sumber Daya Kelautan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) setempat, Bambang Mahaendrawan, mengatakan, akibat cuaca yang kurang menguntungkan dalam beberapa pekan terakhir, memang mengakibatkan menurunnya hasil produksi laut. Terutama para nelayan lokal yang dibuat kelimpungan dengan kondisi tersebut. “Hasil tangkapan mereka banyak menurun. Bahkan banyak dari mereka pulang dengan tangan hampa tanpa hasil,” ujarnya, Jumat (3/7).
Namun Bambang masih sangat optimistis dengan kecanggihan peralatan yang dimiliki nelayan besar, ancaman cuaca tersebut tidak akan berdampak terhadap hasil tangkapannya. Sehingga ketersediaan ikan laut saat bulan puasa hingga menjelang lebaran nanti masih bisa tercukupi. “Kalau nelayan besar, Insya Allah, masih bisa menguasai situasi. Sehingga hasil tangkapan mereka tidak akan terpengaruh dengan kondisi cuaca seperti itu,” jelasnya.
Menurunnya hasil tangkapan ikan nelayan tradisional, akibat kondisi cuaca super ekstrim, memang lebih disebabkan pengaruh alam. Sehingga hal tersebut tidak akan bisa disikapi dengan kemampuan apapun, kecuali kehendak yang diatas. ‎Akan tetapi sejak dari dulu, Pemkab Pacitan melalui instansi terkait sudah banyak memberikan uluran tangan. Seperti pemberian bantuan peralatan sebagai upaya meminimalisir biaya ataupun beban operasional para nelayan. “Sejak awal kita sudah banyak memberikan stimulan-stimulan pada mereka. Namun kalau soal cuaca itu fenomena alam. Hanya yang diatas yang bisa menyikapinya,” timpal Muhammad Ali Mustofa, Kasie Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap, Bidang sumber Daya Kelautan, DKP Pacitan, secara terpisah.
Menurutnya, DKP sudah banyak memberikan solusi agar nelayan tradisional lebih terbantu dari sisi peralatan dan beban biaya operasionalnya. “Harapannya, mereka masih tetap bisa melaut dan mendapatkan penghasilan,” tandasnya. (yun). (sumber : netonlinenews.com)
Renungan Bulan Ramadhan - 017:
Seringkali Kita berpikir bahwa kita bisa mendapatkan surga karena mendidik anak. Bagaimana kalau kita belum punya anak?
Hipotesis ini tidak selalu tepat. Lihat perbandingannya : 
dalam Al Qur'an yang terbanyak dibahas adalah peran istri, yakni sebanyak 54%. Muslimah sebagai pribadi 19% dan sebagai ibu 27%. 
Peran istri menempati porsi paling besar peran perempuan yang disebutkan Allah dalam Al Qur'an.

maka kita tersadar kembali akan makna hadits ini...
“Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad)

Kita berjuang keras utk menjadi ibu terbaik bagi anak2... Namun, simak hadits ini..
" … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. 
Para shahabat pun bertanya: “Wahai Rasulullah, Mengapa (demikian)?” 
Beliau menjawab: “Karena kekufuran mereka.” Kemudian mereka bertanya lagi: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” 
(HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma)

Meski Istri sering gondok dan kesal pada suami..tapi ingat2 bahwa ini semua untuk keridhoan Allah.
Wanita surga tidak berpikir siapa yang salah..ia hanya berkata seperti dalam hadits berikut:
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: 
“Maukah kalian aku beritahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?” 
Mereka menjawab: “Tentu saja wahai Rasulullaah!” 
Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Wanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: “Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.” 
(HR. Ath Thabarani dalam Al Ausath dan Ash Shaghir. Lihat Ash Shahihah)

Seberat apapun..setiap peran yang ditetapkan Allah adalah untuk kebaikan kita. Tidak ringan, tetapi ada kebaikan jangka panjang yg Allah berikan.
Maka jadilah istri-istri yang baik, insya Allah barokah dunia wal akherat..... aamiin

Jumat, 03 Juli 2015


DAKWAH ARIF NAN CERDAS ALA MBAH FARID SYAFII (ALM)  
Ki SETYO HARJODARSONO
Ki SETYO HARJODARSONO
Keprihatinan akan lunturnya kebudayaan yang menjadi ciri khas dan jati diri bangsa Indonesia dengan sifatnya gotong royong, ramah, jujur ,beretika dan agamis sudah merata luntur di berbagai kalangan. Kondisi ini memunculkan pemikiran kreatif dari Mbah Farid Syafii untuk memperkuat strategi dakwah melalui kebudayaan yang arif, bijaksana dan cerdas.
Kelak diharapkan berfungsi melestarikan kekayaan budaya nusantara, kekayaan sumber daya alam, kerukunan antarwarga, mencerdaskan kehidupan bangsa terhadap kelestarian alam, dan yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana strtategi dakwah itu bisa diwariskan pada dai sesudahnya untuk bisa diterapkan pada latar kebudayaan yang masih penuh dengan paham kesyirikan di masyarakat, tanpa melukai hati masyarakat pendukungnya.
Itulah kehebatan Mbah Farid Syafii, pria kelahiran Gresik mantan Hakim Pengadilan Agama Negeri Pacitan beberapa tahun silam , seperti yang dituturkan oleh Bu Nur istrinya. Beliau sangat intens berdakwah ke pelosok daerah Kebonagung Pacitan. Hingga akhirnya dia memilih lokasi tempat tinggalnya di daerah yang masih berlatar budaya kesyirikan tersebut .
Alasannya adalah –sebagai dai Muhammadiyah- dirinya ingin membuktikan bahwa Muhammadiyah bisa diterima dan bisa menjadi pencerah masyarakat melalui dakwah yang arif bijaksana dan cerdas, tanpa harus melukai perasaan masyarakat sekitarnya. Kata pepatah Jawa, nyekel iwake ojo nganti buthek banyune. Menangkap ikan tanpa membuat keruh airnya.
Di sela-sela kesibukannya sebagai hakim agama, Mbah Farid juga sebagai dai Muhammadiyah yang selalu menjadi jujugan pertanyaan para warga Dusun Wudal, Desa Kebonagung Pacitan dan sekitarnya. Karena ilmu agamanya mumpuni, dan cara berkomunikasinya penuh keteladanan, maka oleh warga beliau dijadikan tokoh desa yang selalu diikuti semua petunjuknya.
Hingga akhirnya beliau ditunjuk oleh warga sebagai ‘jurukunci’ Danyangan ( tempat yang dikeramatkan warga) berupa pohon besar yang mengeluarkan sumber air yang setiap hari menghidupi warga Dusun Wudal dan sekitarnya. Tugas sebagai jurukunci itu dianggapnya tugas mulia yang amat strategis untuk memberikan pencerahan kepada warga. Beliau tidak menolak dan tidak apriori terhadap istilah jurukunci yang melekat dipundaknya. “Inilah kesempatan emas untuk meluruskan akidah warga yang selama ini menyimpang” kisahnya.
Tahun pertama yang ditargetkan Mbah Farid adalah membersihkan akidah terhadap keyakinan adanya roh jahat penunggu pohon besar tersebut. Ketika warga berkumpul diundang dirumahnya beliau mengatakan. “Sedulur-sedulur, saya sudah memeroleh kabar dari penunggu pohon danyangan, bahwa mulai hari ini, dia tidak membutuhkan lagi kemenyan panjang ilang ataupun dupa.
Cukuplah warga selalu membersihkan pohon dan sekitarnya dari sampah-sampah yang mengganggu akar dan sumber air. Oleh karena itu setiap seminggu sekali mari kita bersihkan sampah-sampah itu sehingga danyang penunggu pohon itu menjadi senang. “Ya, Mbah” yang diikuti oleh seluruh warga.
Tahun kedua, di tempat yang sama Mbah Farid kembali menyampaikan kepada warga “Sedulur semuanya, saya kembali mendapat amanah. Bahwa danyang penunggu pohon kembali meminta, mulai hari ini jangan lagi ada kenduri yang dipersembahkan untuknya. Dia hanya berpesan bahwa ungkapan syukur itu tidak boleh disampaikan kepada pohon, batu, dan kayu.
Tetapi bersyukur itu kepada Alloh yang mencipta dan menugaskan pohon besar ini untuk mengeluarkan air dari bumi ini. Sehingga kita bisa mandi, mencuci dan minum sepuasnya. Oleh karena itu, marilah kita jaga kelestarian pohon ini dengan cara memelihara dan meremajakan kembali dengan menanam pohon yang sama, sehingga tempat kita kelak, tidak mengalami kekeringan” pungkasnya. Yang diikuti oleh seluruh warga.
Begitulah dakwah cerdas, arif, bijak dari Mbah Farid beberapa tahun silam. Mudah-mudahan bisa menjadikan bekal bagi dai Muhammadiyah ke depannya. (sumber : netonlinenews.com)

Kamis, 02 Juli 2015




Ilustrasi mudik dengan motor
Ilustrasi mudik dengan motor
Pacitanku.com, SURABAYA – Sepekan jelang agenda mudik Lebaran, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur melalui Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) menghimbau kepada pemudik untuk mewaspadai lokasi rawan kecelakaan di jalur utama arus mudik wilayah setempat.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan dan LLAJ Jatim, Wahid Wahyudi, setidaknya ada 15 lokasi rawan kecelakaan lalu lintas yang menonjol pada jalur utama di Jatim. Menurut Wahid, lokasi tersebut yakni di kawasan Jalan Kalianak Surabaya, Balongbendo Gresik, Jalan Raya Desa Pagerwejo Perak Jombang, Jalan Sukodadi-Kebonsari Lamongan, Jalan Arjosari, Rejoso Pasuruan, Jalan Bromo Probolinggo dan Jalan Desa Dumaja, Tanah Merah Bangkalan, Madura.
“Kemudian, Jalan Sunandar Priyo Sudarmo Malang, Jalan Raya Pojok Blitar, Ngadiluwih Tulungagung, Jetis Trenggalek, Desa Gunung Sari Pacitan, Jalan Desa Kedung Prahu Kecamatan Karang Jati Ngawi, Jalan Warujayeng Kecamatan Anom Nganjuk dan Desa Balenrejo Bojonegoro,” ungkapnya kepada wartawan, Rabu (1/7/2015) di Surabaya.
Lebih lanjut, Wahid menyampaikan bahwa untuk lokasi kejadian kecelakaan pada masa angkutan Lebaran 2014, masing-masing di jalur utama Lamongan-Bojonegoro sebanyak 19 kejadian, Nganjuk-Caruban 14 kejadian, dan Madiun-Magetan 12 kejadian.
“Berikutnya, jalur Surabaya-Mojokerto 13 kejadian, Surabaya-Pandaan 7 kejadian, Pandaan-Lawang 8 kejadian, Probolinggo-Situbondo 12 kejadian, serta Malang-Lumajang 11 kejadian, sehingga pengendara harus berhati-hati dan tidak mengebut selama di perjalanan, jika capek jangan dipaksakan, sempatkan istirahat di posko peristirahatan,” paparnya.
Menurut Wahid, berdasarkan data kecelakaan lalu lintas selama masa Lebaran dalam kurun waktu dua tahun terakhir, sebanyak 775 kejadian terjadi pada 2013 dan 684 pada setahun berikutnya. Untuk jumlah korban meninggal dunia, pada 2013 sebanyak 104 korban atau 7 korban setiap harinya dan 2014 sebanyak 83 korban atau 6 korban setiap harinya. (RAPP002) (sumber : pacitanku.com)

Rabu, 01 Juli 2015

Ilustrasi Sidang DPRD Pacitan. (Foto : Humas Pemkab)
Ilustrasi Sidang DPRD Pacitan. (Foto : Humas Pemkab)
Untuk mengoptimalkan peran aspirasi, kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pacitan menggunakan berbagai media untuk memudahkan, salah satunya adalah website. Melalui laman website DPRD diwww.dprd.pacitankab.go.id, para legislator yang mewakili daerah pemilihan masing-masing tersebut ingin menggunakan website sebagai salah satu media penyalur aspirasi dengan warga Pacitan.
Jika warga Pacitan ingin menyampaiakn uneg-uneg atau aspirasinya kepada anggota DPRD, cukup mengakses laman resmi DPRD diwww.dprd.pacitankab.go.id, kemudian klik di bagian pojok kiri atas kotak dengan tulisan pengaduan masyarakat. Atau cukup kunjungi langsung laman http://dprd.pacitankab.go.id/form-aspirasi.html.
Selanjutnya, warga bisa mengisi biodata lengkap di form aspirasi tersebut, mulai dari nama, identitas hingga alamat tinggal. Selanjutnya, warga yang ingin menyampaikan aspirasinya bisa menuliskan di kolom isi aspirasi. Selamat mencoba dan menyampaikan aspirasi kepada DPRD, semoga aspirasinya bisa tersalurkan. (RAPP002) (sumber : pacitanku.com)
C
C
Persoalan antrian kerapkali menjadi hal yang sering dikeluhkan pengguna layanan. Lamanya waktu tunggu, bagi seorang pasien menjadi kegelisahan tambahan. Itu salah satu yang muncul dalam survey keluhan Puskesmas Bubakan, Kabupaten Pacitan, sebagaimana yang disampaikan Riyan, SKM, salah seorang petugas Puskesmas Bubakan Pacitan, di acara Lokakarya Keberlanjutan Inovasi Peningkatan Pelayanan Publik Program KINERJA di Provinsi Jawa Timur, kemarin, Selasa (30/6) di JW Marriot Hotel Surabaya.
Stan Kesehatan yang diisi dengan pameran kegiatan dan hasil capaian bidang kesehatan selama Program KINERJA – USAID berlangsung sejak 2011 hingga berakhir saat ini, diisi oleh Organisasi Mitra Pelaksana LPA Tulungagung, YAPIKMA, dan dari Puskesmas Bubakan Pacitan. Salah satu inovasi baru yang banyak menarik peserta adalah capaian Puskesmas Bubakan, dengan “Ngantri Pintar”.
Apa sebenarnya Kartu Antri Pintar itu sendiri?
Riyan menjelaskan sebenarnya Kartu Antri Pintar merupakan respon dari keluhan masyarakat terhadap antrian menunggu layanan yang terasa lama. Biasanya, pasien akan mengambil kartu nomor antri, dan kemudian berdiam diri selama waktu tertentu menunggu panggilan menerima layanan. “Bagaimana caranya mereka tidak merasa lama menunggu. Bagaimana menunggu itu bagi mereka juga bermanfaat,” Riyan memberikan kunci terhadap keluaran baru yang menjadi inovasi dan solusi keluhan pasien.
“Coba sekarang ibu ambil nomor antrian yang kami sediakan,” katanya kepada kami. Namun pasti peserta tidak melihat adanya kartu antrian sebagaimana lazimnya, kertas atau karton yang hanya berukuran tak lebih dari 8 x 8 cm. Yang tersedia adalah brosur-brosur saja. Ternyata setiap brosur yang tersedia tercantum nomor yang berbeda-beda, berurutan. Inilah yang disebut Kartu Antri Pintar.
“Misalnya pasien mengambil nomor 5, berarti brosur yang ada angka 5. Sambil menunggu panggilan, pasien bisa membaca informasi kesehatan dalam brosur itu. Seperti yang kita baca di sini, kartu antrian nomor 5 memuat informasi tentang penyakit osteoporosis. Dan setiap nomor itu berisi satu jenis informasi kesehatan yang kita tuliskan dengan bahasa sederhana dan dilengkapi gambar-gambar untuk memudahkan pemahaman,” tutur Riyan. Dengan demikian, pasien tidak diam selama menunggu, dikondisikan untuk suka membaca informasi, dan menerima manfaat dari informasi kesehatan itu.
Inovasi ini sangat sederhana. Setiap Kartu Antri Pintar, yang lebih mirip brosur ini, cukup dicetak dengan printer pada kertas HVS A4. Kartu ini harus dikembalikan pasien saat dipanggil untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. Namun jika pasien ingin membawa pulang informasi kesehatan tersebut, Puskesmas juga menyediakan brosur-brosur yang bisa dibawa pulang, yaitu yang tanpa tertulis nomor antrian.
“Saya ingin meniru kartu antriannya Pacitan tadi. Itu yang paling nyata dan mudah untuk direalisasikan sepulang dari sini,” papar dokter Dwi Heru Wiyono, Kepala Puskesmas Kalidawir, Tulungagung. “Modalnya hanya kertas dan printer biasa,” tambahnya.
“Benar, kartu antrian itu paling mungkin untuk kita terapkan. Biayanya juga tidak besar,” timpal Suhartatik, Kasi KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung. Jika setiap Puskesmas menyediakan 100 nomor antrian, berarti ada 100 informasi kesehatan yang disediakan. Informasi kesehatan itu bisa meliputi kesehatan ibu dan anak, penyakit menular, HIV-AIDS, gizi, dan kesehatan lingkungan. Saat ditanya apakah memungkinkan Kartu Antri Pintar disediakan Dinas Kesehatan, Suhartatik menyampaikan kemungkinan itu ada. Misal, disediakan untuk 100 nomor antrian untuk masing-masing Puskesmas yang ada di Tulungagung. Secara tidak langsung dapat digunakan sebagai kegiatan promosi kesehatan (promkes).
Riyan menambahkan, inovasi sederhana ini sangat tepat sebagai solusi persoalan antrian. Terobosan ini dapat diterapkan di semua unit layanan publik yang menuntut penerima layanan untuk antri untuk mendapatkan layanan, misalnya di catatan sipil, rumah sakit, bank, kantor pos, dan lain sebagainya.
Selain Antri Pintar, inovasi lainnya dari Puskesmas Bubakan adalah “hamil pintar”. “Bukan pintar hamil, lo bu,” kata Tiya, tim Kesehatan dari Pacitan. Untuk keberlanjutan program kesehatan yang sudah menunjukkan perubahan layanan yang lebih baik ini, Indartato, Bupati Pacitan yang hadir dalam acara ini, menyampaikan untuk rencana keberlanjutan dengan melakukan koordinasi dengan DPRD untuk replikasi di Puskesmas lainnya. Indartato saat talkshow juga mengingatkan agar pengaduan dan tindakan mengingatkan tidak ditanggapi dengan sakit hati. (Sumber : http://netonlinenews.com/)
U
U
Masyarakat yang berpeluang mendaftar sebagai calon aparatur sipil negara (ASN), harus kembali bermimpi untuk bisa mengenakan lencana Korpri sebagai simbol pegawai di lingkup pemerintah. Pasalnya, pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemanpan dan RB) menganulir kebijakannya membuka kuota penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) pada 2015 ini. Hal tersebut merujuk Surat Kemenpan dan RB No B/2163.M PAN-RB/06/2015, tertanggal 30 Juni 2015, tentang Penundaan Penambahan Pegawai ASN Tahun 2015.
Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Pacitan, Supanji, membenarkan adanya penundaan rekrutmen CPNS pada tahun anggaran 2015 ini. “Memang benar Kemenpan dan RB, menunda pelaksanaan rekrutmen CPNS,” katanya, Rabu (1/7).
Menurutnya, semula kementerian dibawah kendali Yudi Krisnandi tersebut akan membuka keran rekrutmen calon ASN. Dari rencana tersebut, dunia pendidikan memang mendapat jatah paling besar. Yaitu 40 persen dari total kuota. Disusul kemudian tenaga kesehatan sebanyak 20 persen, dan sisanya fungsional umum. Akan tetapi setelah dilakukan kajian, nampaknya rencana tersebut harus ditunda. Kementerian PAN dan RB, akan melakukan evaluasi di Tahun 2016 hingga 2020. “Masih dilakukan kajian selama lima tahun, yakni mulai Tahun 2016 hingga 2020,” beber pejabat eselon IIIA tersebut pada wartawan.
Dengan batalnya rencana rekrutmen calon ASN, BKD Pacitan tentu akan mengikuti kebijakan pemerintah diatasnya. Sehingga bagi masyarakat yang berpeluang mendaftar sebagai CPNS diharapkan lebih bersabar‎. “Kita tunggu saja hingga tahun depan. Kami akan mengikuti petunjuk pusat. Sebab kewenangan rekrutmen ada di mereka (Kemenpan dan RB),” tegasnya. (yun). (sumber : http://netonlinenews.com/)

Ordered List

Perjalanan Waktu

Sample Text

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Jumlah Pengunjung

Popular Posts

Recent Posts

DAFTAR ISI